Bokeptetangga – Cerita Sex melayani dua om om ganteng , Ada om yang kontak aku, katanya dia mo garap aku berdua temennya. “Keroyokan lagi ya om”. “Gak lah, aku mau nikmatin kamu sendiri aja Nez, bis tu baru giliran temenku”. “iya deh om”. asik juga tu digilir 2 om lagi. Jadi gak sabar aku nunggu waktu yang dah dia tentuin. aku ini sebenernya biasa2 aja, gak da yang istimewa dibadanku. Heran juga napa tu 2 om pengen banget ngegilir aku. Sedikit gambaran fisik tentang diriku, umur saat ini masi kepala 1, cuma DO kelas 10, berkulit putih, berambut lurus sepundak, dengan toket yang sekal, gak besar si malah bisa dibilang imut, tinggi 155 cm, berat 45 kg, dengan perut rata dan pinggang kecil namun sintal. Pinggul serasi dengan bentuk badan dan kedua bongkahan pantatku yang indah.
Dah deket waktunya aku dah siap2, aku merapikan wajahku dan memilih gaun yang agak ketat melekat di tubuhku sehingga bentuk lekukan tubuhku terlihat dengan jelas. Toketku yang imut kelihatan sedikit menonjol. Sambil mematut-matutkan diri di muka cermin aku memperhatikan penampilan keseluruhan bentuk tubuhku. Kudapati bentuk keseluruhan tubuhku ramping dan seimbang. Toketku yang imut tapi kelihatan kenyal. Demikian pula bentuk pantatku kelihatan agak menonjol. Ditambah lagi kulitku yang memang putih bersih membuat bentuk keseluruhan tubuhku menarik untuk diliat. Mungkin itu yang mebuat ke 2 om itu napsu banget pengen ngentotin aku malem ini.
Om A (sebut aja gitu deh, untuk membedakan dengan om satunya, om B) menjemputku sesuai waktu yang dijanjikan, pake cipika cipiki dulu lagi. “Wah kamu cantik banget Nez, mana sexy lagi”. “Ah om bisa aja, sexy dari Hongkong”. “Iya Nez, kamu biar imut tapi sexy banget deh, dah siap kan, yuk brangkat”. Dia menggandeng aku ke mobilnya, membukakan pintu mobilnya untuk aku. “Kita kemana om”. “Ke rumahku aja ya, gak apa kan, kosong kok rumahnya”. “Asal gak ganggu keluarga aja om”. “Keluargaku gak disini kok Nez, aku bujang disini, temenku juga”, jawabnya sambil tertawa.
Sampe dirumahnya, om B menjemput di pintu, dia juga cipika cipiki ma aku, mesra banget ni 2 om malem ini ke aku. Kita bertiga langsung santap mlem, om A dah siapkan makan malem yang berlebih lauknya, sampe aku bingung mo makan yang mana. Mereka meladeni aku, mengambilkan aku nasi dan lauk pauknya, mengambilkan aku minum, wah pokoknya aku diistimewakan deh malem ni. Seperti biasa lelaki suka ngegombal, mereka juga ngegombal terus sepanjang acara makan malem. Biar itu gombal banget tapi aku seneng ja, serasa disanjung gitu. Itu bodonya prempuan kali ya, dah tau digombali masi juga ngerasa disanjung.
Setelah makan malam kita duduk di taman belakang rumah om A, tajir banget deh si om, rumah besar mewah masi ada taman luas lagi diblakangnya. Mereka ngobrol santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir. Aku gak biasa minum alkohol, jadi om A menyiapkan minuman kaleng macem2 buat aku. “Bisnya aku gak tau kamu suka minuman apa, jadi kubeli ja macem2 minuman buat kamu nez”. “Makasi om, perhatian banget si om ke aku”. Mereka terus ja ngegombali aku, aku cuma senyum2 seneng aja. Malem makin larut dan hawa pelan2 mulai terasa dingin.
Mereka mengajak aku masuk ke rumah. aku masuk ke kamar mandi untuk menukan gaunku dengan baju tidur nylon yang tipis tanpa BH sehingga toketku terlihat membayang di balik baju tidur itu. Aku sengaja membawa baju tidur sexy untuk ngeramein aja. Ketika aku keluar, ke 2 om agak terhenyak untuk beberapa saat. Akan tetapi mereka segera dapat menguasai dirinya kembali dan om A kedipin mata ke om B, om B segera menyingkir ke lantai atas.
om A mengajakku segera masuk ke kamar tidur. Dikamar dia langsung melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh toketku dari luar daster. aku segera merebahkan diri bertelungkup di atas tempat tidur. Kemudian om A menarik tanganku dan meletakkannya di atas pangkuannya. Sementara itu bibirnya mulai menyusur leher dan belakang telingaku yang paling sensitif. Aku langsung ditariknya, pelukannya dan tangannya yang satu langsung mendekap toketku yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang satu mengelus-elus punggungku sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas. Tangan om
A yang berada di toketku disisipkan pada belahan daster yang terbuka dan mulai memelintir dengan halus ujung pentilku yang telah mengeras. om A mendorongku perlahan-lahan sehingga telentang di ranjang. Jemarinya mulai meremas-remas toketku dan memilin-milin pentilnya. Saat itu aku masih belum total terhanyut tetapi ternyata om A jagoan juga dan dalam waktu mungkin kurang dari 10 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis yang tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum dan menghentikan aktivitasnya.
Kini om A berusaha membuka baju tidurku belum selesai berpikir beberapa saat kemudian aku merasakan tarikan lembut di pahaku dan merasakan hawa dingin AC di kulit pahaku yang berarti celana dalamku telah dilepas. om A menelanjangi diriku dengan seenaknya sampai aku benar-benar dalam keadaan bertelanjang bulat tanpa ada lagi sehelai benang pun yang menutupi tubuhku. Secara reflek, dalam keadaan terangsang, aku mengusap-usap kont0l om A yang telah tegang dari luar celananya. Bagian bawah celana om A terlihat menggembung besar. Kemudian om A menarik tanganku ke arah resluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan tanganku memegang kont0l om A yang telah tegang itu. Jilatan-jilatan om A di bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat menahan arus birahi.
Setelah beberapa saat mengelusnya, kemudian om A berdiri di hadapanku dan membuka celananya sehingga kontolnya tiba-tiba melonjak keluar. Kini om A berada dalam keadaan bertelanjang bulat. kont0l om A yang sangat besar dan panjang itu. Batang kontolnya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya yang sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut keriting yang lebat. Kulitnya agak tebal, terus ada urat besar di sisi kiri dan kanan yang terlihat seperti ada cacing di dalam kulitnya. Kepala kont0lnya tampak kompak, penuh dan agak berkerut-kerut. Garis lubangnya tampak seperti luka irisan di kepala kont0lnya.
Kemudian dia menyodorkan kont0lnya ke hadapan wajahku. aku segera menggenggam kontolnya dan terasa hangat dalam telapak tanganku. Aku memegangnya perlahan, terasa ada sedikit kedutan terutama dibagian uratnya. Lingkaran genggamanku tampak tak tersisa memenuhi lingkaran batangnya. “Gede banget om, blon perna Inez liat kont0l segede ini”. “Gitu ya Nez, kont0l temenku segede ini juga lo”. “Wah asik banget malem ini. Inez dapet 2 pisang tanduk”.
kuraih kont0l om A itu kedalam mulutku menjilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian kukulum dan hisap sehebat-hebatnya. Kuluman dan hisapanku itu membuat kont0l om A yang memang telah berukuran besar menjadi bertambah besar lagi. dari kont0l om A yang sedang mengembang keras dalam mulutku kurasakan ada semacam aroma yang khas yang menimbulkan suatu rasa sensasional dalam diriku membuatku bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap kont0l itu lebih hebat lagi secara bertubi-tubi. Kuluman dan hisapanku yang bertubi-tubi itu rupanya membuat om A tidak tahan lagi.
Dengan keras dia menghentakkan tubuhku dalam posisi telentang di atas tempat tidur. Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar. Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya di antara pahaku, kedua tangannya membuka pahaku sehingga slangkanganku terkuak tepat menghadap pinggulnya karena ranjangnya tidak terlalu tinggi. Itu juga berarti bahwa sekian saat lagi akan ada sesuatu yang akan menempel di permukaan memekku. Benar saja, aku merasakan sebuah benda tumpul menempel tepat di permukaan memekku. Tidak langsung diselipkan di ujung lubangnya, tetapi hanya digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, membuat bibir memekku terasa monyong-monyong kesana kemari mengikuti arah gerakan kepala kont0lnya. aku merasakan rasa nikmat yang benar-benar bergerak cepat di sekujur tubuhku dimulai dari titik gesekan itu. Beberapa saat om A melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih tangannya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar menanti puncak permainannya.
om A menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala kont0lnya tepat di antara bibir memekku dan terasa bagiku tepat di ambang lubang memekku. Aku benar-benar menanti tusukannya. “Oohh,” tak sabar aku menunggunya. Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka ke kiri dan ke kanan bibir memekku. aku merasakan sebuah benda tumpul dari daging mendesak di tengah-tengah bentangan bibir itu. Perlahan-lahan om A mulai memasukkan kont0lnya ke memekku. Aku berusaha membantu dengan membuka bibir memekku lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit untuk kont0l sebesar itu masuk ke dalam lubang memekku yang kecil. Tangan om A yang satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang kontolnya yang diarahkan
masuk ke dalam memekku. Pada saat om A mulai menekan kont0lnya, aku menjerit tertahan, “Aduh, sakit om, pelan2 om…” Om A agak menghentikan kegiatannya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian om A melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan kont0lnya.
Sementara itu batang kont0l om A mulai mendesak masuk dengan mantap. Sedikit demi sedikit aku merasakan terisinya ruangan dalam liang memekku. Aku menggelinjang ketika merasakan kepala kont0lnya mulai melalui liang memekku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batangnya setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan desakan pinggul om A sambil membuka pahaku lebih lebar lagi. Aku mulai merasakan perasaan penuh di memekku dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya batang itu masuk ke dalam memekku.
Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari om A ketika seluruh batang itu amblas masuk. Rasanya seperti terganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak susah. Sedikit demi sedikit aku mulai merasa nyaman. Saat itu seluruh batang kont0l om A telah amblas masuk seluruhnya di dalam liang memekku. Tanpa sengaja aku terkejang seperti menahan kencing sehingga akibatnya seperti meremas batang kont0l om A. Aku agak terlonjak sejenak ketika merasakan kont0l om A itu menerobos ke dalam liang memekku dan menyentuh bibir rahimku. Oleh karena itu secara refleks aku mengangkat kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang om A erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh om A. Tanganku memegangi lengannya yang mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika om A menarik kont0lnya dan belum sampai tiga perempat panjangnya kemudian menghunjamkannya lagi dengan kuat. Aku nyaris menjerit menahan lonjakan rasa nikmat yang disiramkannya secara tiba-tiba itu. Begitulah beberapa kali om A melakukan hujaman-hujaman ke dalam liang memekku. Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yang amat banyak ke tubuhku. Aku begitu terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding lubang memekku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat batang kont0l om A. om A menggenjotku dengan irama gerakan yang konstan tidak cepat dan tidak lambat. Tapi anehnya justru bagiku aku semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit kont0lnya. Pada tahap ini, seperti sebuah tahap ancang-ancang menuju ke sebuah ledakan yang hebat, aku merasakan pahaku mulai seperti mati rasa seiring dengan semakin membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku. Tubuh kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi merenggang diiringi desah nafas kami yang semakin lama semakin cepat.
Setelah agak beberapa lama kami bergumul tiba-tiba om A menghentikan gerakannya dan mengeluarkan kont0lnya yang masih berdiri dengan tegar dari liang memekku. Selanjutnya dia membungkukkan tubuhku ke pinggir ranjang aku kini berada dalam posisi menungging. Dalam posisi yang sedemikian om A menyodok memekku dari belakang dengan garangnya sehingga dengan cepat aku telah mencapai puncak terlebih dahulu.
Begitu aku sedang mengalami puncak kenikmatan, om A menarik kont0lnya dari liang memekku, dia berbaring dan minta aku berada di posisi atas. Selanjutnya dengan spontan kuraih kont0lnya dan memandunya ke arah liang memekku. Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuh om A dan mulai mengayunkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya. Mula-mula secara perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil berdesah-desah kecil. Sementara itu om A dengan tenang telentang menikmati seluruh permainanku sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yang amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil. Dengan semakin cepat aku menggerakkan tubuhku turun-naik di atas tubuh om A dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan hebat menggali seluruh kenikmatan tubuh laki-laki yang berada di bawahku.
Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil mencapai puncakku dan tubuhku langsung terkulai menelungkup di atas tubuh om A. Setelah beberapa saat aku tertelungkup di atas tubuh om A, tiba-tiba dia bangkit dengan suatu gerakan yang cepat. Kemudian dengan sigap dia menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke atas sehingga liang memekku yang telah basah kuyup tersebut menjadi terlihat jelas menganga dengan lebar. Selanjutnya om A mengacungkan kont0lnya yang masih berdiri dengan tegang itu ke arah liang memekku dan menghunjamkan kembali kont0lnya tersebut ke memekku dengan garang. Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali ketika kont0l om A mulai menerobos dengan buasnya ke dalam memekku dan membuat gerakan mundur-maju dalam liang memekku. Aku pun kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya kont0l om A yang semakin lama semakin cepat menggenjotkan di atas tubuhku. Aku merasakan betapa liang memekku berusaha menghisap dan melahap kont0l om A yang teramat besar dan panjang itu. Selama pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras karena kont0l om A tegar dan perkasa itu menghujam lubang memekku. Akhirnya kulihat om A tiba juga pada puncaknya. Dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia mencapai puncaknya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh pejunya ke dalam memekku dalam waktu yang amat panjang. Sementara itu kont0lnya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di liang memekku sehingga seluruh cairan pejunya habis.
Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang tetap menyatu. Selama kami tergolek, kont0l om A masih tetap terbenam dalam tubuhku, dan aku pun memang berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku. Setelah beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, om A mulai bangkit dan menciumi wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan mengangakan mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu adegan cium yang mesra penuh dengan perasaan. Sementara itu tangannya dengan halus membelai-belai rambutku.
Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali. Kulihat kont0l om A mulai kembali menegang tegak sehingga secara serta merta om A segera menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar untuk kemudian mulai ngentotin aku kembali. Walaupun baru aja ngecret, om A masih tetap saja kelihatan bugar. kontolnya pun masih tetap berfungsi dengan baik melakukan tugasnya keluar-masuk liang memekku dengan tegar hingga membuatku menjadi agak kewalahan. Aku telah terkapar lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena terus-menerus mencapai puncak berkali-kali namun kont0l om A masih tetap tegar bertahan. Suasana ini berakhir dengan tibanya kembali puncak om A yang dahsyat, pejunya kembali menyembur2 dalam memekku. Aku benar-benar kelelahan dan langsung tergolek di tempat tidur untuk kemudian terlelap.
Gak tau aku tertidur berapa lama. aku terbangun karena ada elusan di pahaku. Kulihat om B senyum kepadaku, “Masih lemes ya Nez”. Aku jadi teringat kalo aku juga kudu muasin om B. Lumayan tidur gak tau brapa lama bikin tubuhku rada segeran. “Aku siram badan dulu ya om, biar tambah seger”. Aku masuk ke kamar mandi dan membilas badanku dibawah shower air hangat, seger rasanya badan tersiram air hangay. aku sekalian aja keramas supaya ngantukku bener2 ilang. Cukup lama aku membersihkan badanku, setelah selesai, ku lap rambut dengan anduk dan badanku dangan anduk laennya. aku membungkus rambutku dengan anduk dan badan ku lilit dengan anduk satunya. Aku keluar kamar, kuliat om B sudah menyediakan kopi dan teh anget. “Aku gak tau kamu suka minum apa Nez, makanya kubuatkan aja teh dan kopi. Blon digulain, kamu yg gulain sendiri ya sesuai dengan takaran manis yang kamu suka. Kamu dah manis banget jadi jangan pake gula banyak2”. Aku senyum aja mendengar candaannya. “Om lama ya nunggunya, om A gak puas2 si, sekarang om A nya mana”. “Dia tidur dikamar diatas, kamu minum aja, ni ada biskuit dimakan aja sambil dicelupin ke minuman anget, enak kan”. Perhatian banget om B ke aku, padahal dia pasti dah naek ke otak nunggu gilirannya ngen totin aku berikutnya. Aku makan biskuit dan minum kopi yang dah dia sediain dengan santai aja, biar aja dia makin menggebu nunggu aku siap ngeladenin napsunya, tapi om B kliatan santai aja, gak kliatan lo gi naek ke otak napsunya.
Setelah selesai makan dan minum, aku berbaring diranjang, om B segera mengurai anduk yang melilit rambutku, di lapnya lagi rambutku yang masi setengah basah, gak bisa sampe kering si, trus disisirinya rambutku pake jarinya, mesra banget si ni om yang satu ini. Dia melepaskan anduk yang melilit badanku. Dia dengan cepat mencium bibirku, Lidahnya terus mendesak masuk ke mulutku. Lidahnya bermain dalam mulutku, menyapu ke sana kemari , mengelitik mulutku. Lidahku pun ikut bermain, birahiku meninggi lagi. Tangannya mulai meraba toketku, meremas pelan selembut mungkin . Tangan satunya merabai pahaku. Memekku mulai terasa basah dan aku semakin bernapsu jadinya. Dia kemudian melumat pentilku, lidahnya terus bermain di pentilku. Toketku yang satunya mendapat sentuhan , rabaan, dan remasan lembut tangan kirinya. Birahiku semakin meningkat . Dan sekarang tangannya membuka kakiku lebar , kepalanya mendekati slangkanganku . Hidungnya menghirup aroma memekku. Matanya nanar menyaksikan memekku, belahannya masih terasa sempit dengan bulu jembut halus yang tumbuh subur di bukit memekku . Dengan dua jarinya dia membelah bibir memekku dan menemukan itilku yang merah, serta liang memekku yang tampak basah. Lidahnya pun menjulur, menjilati memekku sehingga aku mengerang, menggeliat, ” aahh enak om…”. Lidahnya terus saja menyapu memekku . bergerak cepat di itilku yang terlihat semakin tegang. Aku pun terus mengerang nikmat kerna Lidahnya semakin liar menyapu memekku.
Dengan cepat dia melepas semua yang masi nempel dibadannya. Kontolnya sudah tegang sekali . Dia menyodorkan kont0l jumbonya ke mulutku. Aku meraba-raba kontolnya, kucium kepalanya, kujilat, kugesekkan ke pipiku. Dia merem-melek karenanya. Kemudian batang kont0lnya kuremes dan kuarahkan ke mulutku lalu kukulum. ”aahh Nez, enak…,” erangnya sambil meremasi rambutku. Kontolnya bergerak dalam mulut ku , maju mundur . aku mencoba memasukkanya seluruh batang kont0lnya hingga menyodok di tenggorokan. Aku mengalami kesulitan dengan ukuran kont0lnya, dan hampir tersedak untuk beberapa waktu. Dia rupanya dah gak bisa nahan napsunya, kont0lnya
dikluarkan dari mulutku.
Dia menaiki aku yang dah telentang diranjang, dia sudah bernafsu segera mengarahkan kont0lnya ke memekku. Kepala kontolnya menempel di liang memekku. Perlahan- lahan kont0l yang besar itu menyesaki ruang di liang memekku. aku mengigit bibirku dan dia terus menekan , hingga kont0lnya mentok di dalam memekku. Perlahan dia menarik kont0lnya dari liang memekku, aku mengerang, dia juga, “gila , enak bener memek kamu Nez”. Dia terus mengerakkan kont0lnya dalam memekku. mulutnya langsung melumat pentilku lagi sambil terus menggenjot memekku, dia melakukan gigitan-gigitan ringan, kadang dijilatinya pentilku yang tampak menonjol , mengeras itu . ”aahh om, Inez gak kuat, enak banget,” erangku. Dia terus bergerak , kont0lnya keluar masuk liang memekku yang dah basah. Tubuhku terus mengeliat saking nikmatnya . Rasa orgasme semakin mendekati aku, ”aahh Inez sudah hampir om.. terus.” erangku. om B yang sudah pengalaman dalam bercinta , tahu aku segera orgasme , gerakan kont0lnya menjadi semakin liar , menghentak hentak dengan ganasnya. dan akhirnya tubuhku mengejang. ”aahh Inez keluar om..” erangku, lalu tubuhku mengejet beberapa kali . Dia memperlambat gerakan kont0lnya , dan merasakan , ada getaran di dalam memekku. Liang memekku semakin basah lalu tak lama kemudian dia merasa kont0lnya seperti terendam cairan yang hangat.
Setelah beberapa saat , aku kembali mengerang. Saat dia kembali mengerakan kont0lnya dengan cepat dalam liang memekku, cairan orgasme itu memperlancar keluar-masuknya kontolnya sehingga otomatis sodokannya pun semakin keras. aku terus mengerang selama hampir lima menit , sebelum akhirnya dia menyemburkan pejunya dalam memekku. ” ohh .. enak banget Nez, ” dia melenguh . Lalu perlahan menarik keluar kont0l besarnya, heran aku melihat kont0lnya masi ja ngaceng dengan kerasnya. Bersamaan dengan tercabutnya kont0lnya, pejunya yang kental juga meleleh keluar dengan deras dari liang memekku.
om B langsung mendorong tubuh aku merangkak di ranjang dan memposisikan dirinya di belakang aku. Kupikir dia akan memasuki memek aku dari belakang, gak taunya dia melebarkan lubang pantatku dan menekan kepala kont0lnya yang besar membelah otot lubang pantatku yang rapat. aku menggelinjang jadinya , dia mencengkeram dengan erat pinggulku sampai meninggalkan bekas di sana. Lalu dia mulai menekan masuk kontolnya membelah lubang pantatku. Pada akhirnya usahanya berhasil dan mendorong kepala kont0lnya masuk ke dalam lubang pantatku. Dia terus mendorong sampai akhirnya batang kont0lnya masuk ke dalam lubang pantatku seluruhnya hingga kantung biji pelernya menghantam itilku. Dengan kont0lnya yang sudah seluruhnya tertanam dalam lubang pantatku, dia memegangi pinggulku dengan erat dan mulai bergerak mengayun kont0lnya keluar masuk. Gerakan mengayunnya membuat suara aneh saat kantung biji pelernya menghantam itil dan memekku berulang-ulang. lubang pantatku melebar dengan rapat mencengkeram batang kont0lnya. Setiap kali dia menarik kont0lnya keluar, lubang pantatku juga tertarik keluar. Mendadak dia menyodok kont0lnya dengan sebuah hentakan keras sambil tangannya melebarkan bongkahan pantatku agar dia dapat masuk sedalam mungkin. Tubuhku terus menggelinjang dibawah enjotan kont0lnya. Dengan sigap dia terus memegangi pinggulku dan terus menggenjot lubang pantatku dengan ganas, sampai akhirnya dia mencapai orgasmenya sendiri. Dia memuncratkan pejunya lagi kemudian jatuh terhempas di atas pantat aku. Pejunya muncrat masi banyak juga biar tadi dah muncrat di memekku, sampe meleleh keluar dari lubang pantatku. Apalagi ketika dia mencabut kont0lnya, pejunya membentuk lelehan panjang turun dari pantatku. dia tergeletak di sebelah aku, “Nikmat banget malem ini Nez…”