Bokeptetangga – Cerita Sex Kupuaskan Sherly Dan Anak Bungsunya, Masih ingat sama saya ? Nama saya Daniel, 32 tahun, saya yang beberapa waktu lalu bercerita tentang hubungan saya dengan kakak beradik Mirna dan Rere. Sekarang saya sudah tidak pernah bertemu mereka lagi, karena sehubungan dengan Andre suami Mirna yang dipindah tugaskan ke Jawa Barat, beserta keluarganya tentu saja. Kepindahan Mirna, sekitar 2 bulan lalu itu, tentu saja membawa dampak yang kurang baik bagi saya.
Bagaimana Tidak ? selama hampir 5 bulan hubungan kami, saya mendapatkan pengalaman sex yang amat sangat indah dan hebat, Sekarang ? Ya,… saya terpaksa ?bertugas? lagi dengan Jenny, istri saya. Tapi, saya punya pengalaman unik lagi. Berawal dari hobby saya berenang, kira-kira 3 minggu yang lalu, saya memulai hubungan lagi dengan seorang ibu rumah tangga, kali ini beserta putrinya yang masih kelas 3 SMP. Ceritanya begini,…
Waktu itu saya berenang di kolam renang milik sebuah Country Club, dimana saya tercatat sebagai membernya. Saat itu sudah amat sore, sekitar pukul 5. Saya baru saja naik ke pinggir kolam renang untuk handukkan. Saya melihat ada seorang gadis mungil bersama anak perempuan kecil, gadis itu kira-kira berusia antara 15-16 tahun. Karena gadis itu berdiri tidak jauh dari saya, saya liatin aja dia. Untuk usia segitu, badannya bolah dibilang bagus, wajah manis, kulit putih bersih, rambut panjang, swimsuit yang benar-benar sexy dan sekilas saya lihat bibir dan dadanya yang menantang sekali. Setelah saya perhatikan baik-baik, tiba-tiba ?adik kecil? saya bangun, bagaimana tidak,… ternyata dia tidak mengenakan celana dalam. Hal ini nyata sekali dari belahan vaginanya yang tercetak di baju renangnya itu.
Eh,…ngak disangka-sangka, si anak kecil (yang ternyata adiknya), menghampiri saya, lalu dia bilang ?Om, mau main bola sama Grisa gak ?? ?Eh,… mmh,… boleh,… kamu sama kakakmu ya ?? tanya saya gugup. Iya,… itu kakak !? katanya sambil menunjuk kakaknya. Lalu saya hampiri dia dan kami berkenalan. Ternyata, gadis manis itu bernama Revi, dan juga, dia baru kelas 3 SMP. ?Mmh, Revi cuma berdua sama Grisa ?? tanya saya mencoba untuk menghangatkan suasana. Nggak Om, kami sama mami. Mami lagi senam BL di Gym diatas!? kata Revi sambil menunjuk atas gedung Country Club. ?Ooo,… sama maminya, toh? kata saya,?Papi kamu ndak ikut Rev ??
Nggak, Papi kan kalo pulang malem banget, yaa,… jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya pagiii bener? katanya lucu. Saya tersenyum sambil memutar otak untuk dapat berkenalan sama maminya, ?Mmh, mami kamu bawa mobil Rev ? kalo ndak bawa, nanti pulang sama Om saja, mau ndak ? Sekalian Om kenalan sama mami kamu, boleh kan ??Boleh-boleh aja sih Om. Tapi, rencananya, habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Grisa katanya mau makan McD.?,.. ya udah ndak apa-apa. Om boleh ikut kan ? Nanti pulangnya Om anterin? Tapi yang menjawab si kecil Grisa, ?Boleh,… Om boleh ikut,….”
Sekitar setegah jam kami mengobrol, mami mereka datang. Dan ternyata, orangnya cantik banget. Tinggi dan postur tubuhnya benar-benar mengingatkan saya pada Mirna, mirip abis. Buah dada yang besar dan ranum, leher dan kulit yang putih,… pokoknya mirip. Singkat cerita, kami pun berkenalan. Revi dan Grisa berebut bercerita tentang awal kami semua berkenalan, dan mami mereka mendengarkan sambil tersenyum-senyum, sesekali melirik ke saya. Nama mami mereka Sherly, umurnya sudah 31 tahun, tapi bodinya,… 20 tahun. Ngobrol punya ngobrol, ternyata Sherly dan suaminya sedang pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah,… kesempatan nih. Makanya setelah makan dari Mall, saya memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Sherly tidak berkeberatan. Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, saya dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya.
Waktu itu sudah hampir jam 8 malam. Grisa yang sepertinya capek sekali, langsung tidur. Tapi saya, Sherly dan Revi ngobrol-ngobrol di sofa depan TV.?Mel, suamimu sebenarnya kerja dimana??, tanya saya. Anu mas,… dia kontaraktor di sebuah perusahaan penambangan gitu. jawab Sherly ogah-ogahan. Iya Om, jangan nanya-nanya Papi. Mami suka sebel kalo ditanya tentang dia,? timpal Revi, yang memang kelihatan banget kalo dia deket sama maminya.
Mendengar Revi bicara seperti itu, Sherly agak kaget, ?Revi, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener mas, aku ngak suka kalo ditanya soal suamiku itu”. Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi,…? kata saya sambil tersenyum . Eh Iya,… Mas Daniel mau minum apa ? tanya Sherly sembari bangkit dari sofa, Kopi mau? iya deh boleh, jawab saya.Tak lama kemudian Sherly datang sambil membawa 2 cangkir kopi. Ini kopinya, katanya sambil tersenyum. Revi yang sedang nonton Tv, dengan mimik berharap tiba-tiba berkata, Om, malem ini nginep di sini mau ya ? bolehkan mam ?? Sherly yang ditanya, menjawab dengan gugup, Eh,… mmh,… boleh-boleh aja,… tapi emangnya Om Daniel mau ? Merasa dapat durian runtuh, saya menjawab sekenanya, Yah,… mau sih..
Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan jam ½ 12 malam ketika Sherly berdiri dari sofa dan berkata, Mas Daniel,aku mau ganti baju tidur dulu ya.. iya, jawab saya, kamu ndak tidur Rev, kan besok sekolah ? Mmh, belom ngantuk, jawabnya lucu. Tak lama kemudian, Sherly datang lagi ke ruang TV dengan mengenakan busana tidurnya yang tipis sekali. Di dalamnya dia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan Bra tanpa tali. Revi yang sedang tidur-tiduran di karpet terbelalak kaget melihat maminya memakai baju se-sexy itu.? Ya ampun,… mami,… bajunya itu lho, gak sopan banget.? Gak papa Rev, mami udah lama nggak pake baju ini. Sekalian nyobain lagi, kata Sherly sambil tersenyum ke arah saya, Om Daniel aja nggak keberatan, masa kamu keberatan sih
Saya yang masih terkagum-kagum dengan kemulusan body Sherly, tidak bisa bicara apa-apa lagi. Rev, kamu tidur sana, sudah malam. Besok terlambat sekolah,… mami masih mau ngobrol sama Om Daniel sana tidur.. kata Sherly. Saya yang memang sudah pingin sekali mencoba tubuh Sherly, juga ikut-ikutan ngomong, Iya, Rev besok telat masuk sekolahnya,… kamu tidur duluan sana. Revi sepertinya kesal sekali di suruh tidur, Aaahh,… mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om Daniel kok, tapi dia masuk juga ke kamarnya.
Setelah ditinggal Revi, saya mulai melakukan agresi militer. Sher, kok kamu pake baju kaya gitu sih kamu tidak malu apa sama aku, kita kan baru kenal. Belum ada 1 hari,… kamu ndak takut apa kalo? aku apa-apain.. Mas, aku memang sudah lama nggak pake baju ini. Kalaupun toh pake, suamiku sudah nggak peduli lagi kok sama aku. Dia lebih memilih sekretarisnya itu, kata Sherly dengan mimik muka sedih. Berarti suami mu itu tolol. Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini punya badan yang bagus, kulitnya putih, bibirnya tipis,… wah, kalo aku jadi suamimu, kamu ndak boleh keluar kamar.. kata saya bercanda.
Dan lagi kamu punya itu mengkel banget,…Si Sherly menatap saya dengan wajah lugu, Itu apa mas ..Mmh, boleh aku jujur tidak ? Boleh,… ngomong aja.. Anu,… payudaramu itu lho,… mengkel banget, dan lagi aku yakin kalo anu mu pasti seukuran satu sendok makan.. kata saya sambil melakukan penetrasi dengan mengelus pahanya.. Ooo,… ini,? kata Sherly sambil memegang buah dadanya sendiri, Mas Daniel mau terus apaku yang seukuran…Belum selesai Sherly berbicara, langsung saja aku potong dengan memegang dan mengelus kemaluannya, Ini,.. mu,… buka dong bajumu kata saya asal.
Sherly yang sepertinya sudah setengah jalan, langsung melepas kain tipis yang menutupi tubuhnya. Sambil mengulum bibirnya yang tipis dan hangat, saya langsung membuka bra-nya. Sherly dengan gerakan spontan yang halus sekali, membiarkan celana dalamnya saya lucuti.?Mas, aku sudah telanjang. Sekarang gantian ya,… kata Sherly tanpa memberi saya kesempatan bicara, Sherly langsung melepas baju dan celana serta celana dalam saya, akibatnya dia shock setengah mati melihat batangan saya yang sudah terkenal itu. Hebatnya lagi, dia tanpa minta ijin, langsung jongkok di bawah saya dan mengulum si adik dengan beringas. Sekitar 5 menit kemudian, dia berdiri dan menyuruh saya untuk menjilati bibir vertikalnya. Sherly kelojotan setengah mati, ketika lidah saya menyapu dengan kasar klitorisnya.
Sherly saya suruh terlentang di karpet dan membuka kakinya, Vaginanya yang sudah basah itu, saya hajar dengan gerakan tajam dan teratur. Sambil terus menyerang, saya meremas buah dadanya yang besar, dan menghisap lidahnya dalam-dalam ke mulut saya. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya itu, kemudian dia berdiri dan membelakangi saya dengan posisi menungging dan berpegangan di meja komputer didepannya, dia membuat jalan masuk dengan menggunakan kedua jarinya. Langsung saya pegang pantatnya dan saya tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin cepat karena licinnya liang surga itu. Tak lama kemudian, Sherly bergetar hebat sekali,… dia orgasme, tapi cairan sperma saya belum juga mau keluar. Saya percepat gerakan saya, dan tidak memperdulikan erangan dan desahan Sherly, dalam hati saya berkata, dia enak sudah klimaks, aku kan belum. Tak lama kemudian saya sudah ndak tahan. Saya tanya sherly, aku mau keluar,… dimana nih .. Di tengah cucuran keringat yang amat banyak, Sherly mendesah sambil berpaling ke arah saya, ?Di dalam aja mas biar lengkap.. Benar saja, akhirnya cairan saya, saya semprotkan semua di dalam liang vaginanya. Banyak sekali, kental dan lengket.
Setelah itu, kami duduk di sofa sambil dia saya suruh menjilati Mr. Penny saya. Hisapan Sherly tetap tidak berubah, tetap penuh gairah, walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala Mr. Penny saya. Sekitar 5 menit, Sherly menikmati si mr penny sebelum dia akhirnya melepaskan hisapannya dan bangun. Mas, aku ke kamar mandi dulu ya katanya, Aku mau nyuci ini? dulu, sambil dia mengelus vaginanya sendiri. Ya,… jangan lama-lama,… kata saya. Karena sendirian, saya kocok saja sendiri batangan saya. Tiba-tiba si Revi keluar kamar,… dia berdiri di depan pintu kamarnya sambil memperhatikan saya. Saya kaget sekali.?Loh, Rev… kamu belum tidur ? tanya saya setengah panik…Belum. Jawabnya singkat. Lalu dia berjalan ke arah saya, sementara saya berusaha menutupi Mr. Penny saya dengan bantal sofa. Om, tadi ngapain sama mami ?? tanyanya lagi.? Eh,… anu,… Om sama mami lagi… ? belum selesai saya menjelaskan, Sherly masuk ke ruang TV.
Dia kaget sekali melihat Revi ada di situ. Sambil tangan kanannya menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang menutupi buah dadanya yang ranum (tidak semua tertutupi sih…), Sherly berkata, Rev kamu ngapain, kok belum tidur ? Revi berpaling menghadap Maminya, Aku nggak bisa tidur, Mami tadi berisik banget. Ngapain sih sama Om Daniel ?Akhirnya saya menjelaskan, setelah sebelumnya menyuruh Sherly duduk di samping saya, dan Revi saya suruh duduk di karpet, menghadap kami.?Revi, kamu kan tahu, Papi sama Mamimu sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan. Sebenarnya Om sama Mami sedang melakukan kegiatan yang sering dilakukan sama Mami dan Papimu setiap malam. Om dan istri Om juga sering melakukan ini, kata saya sambil melirik Sherly yang terlihat sudah agak santai. Tapi karena sekarang ndak ada Papi, Mami minta tolong Om Daniel untuk melakukan hal itu. Revi terlihat sedikit bingung, Hal itu hal apa Om ? Di sini, Sherly mencoba menjelaskan, Rev, Mami jangan disalahin ya,…Revi sayang Mami kan ? Revi tersenyum, Iya lah, mi. Revi saayyaaaang banget sama Mami. Tapi Revi mau tahu, Mami sama Om Daniel ngapain ? Saya tersenyum sendiri mendengar rasa ingin tahu Revi yang cukup besar, Om Daniel sama Mami lagi making love.
Kamu tahu artinya kan? Mmh,… iya dikit-dikit. Jelasin semua dong Om,… Revi mau lihat.. jawab Revi.Wah,… kaget sekali mendengar Revi bicara begitu. Lalu saya melirik Sherly, dan Sherly mengangguk mengerti. Revi beneran mau lihat Mami sama Om Daniel making love ? tanya Sherly. Revi menjawab dengan polos, Iya mau. Dan kalau Om Daniel mau ngajarin, Revi juga mau diajarin,… biar bisa. Saya beneran seperti ketiban durian runtuh, Mmhh, tanya Mami ya ? soalnya Om tidak bisa ngajarin, kalo Mamimu tidak ngijinin,… Om sih mau aja ngajarin.
Revi merajuk, merayu Maminya, Mi, boleh ya ?? Sherly ragu-ragu menjawab, ?Kamu lihat aja dulu deh ya ? Sambil tersenyum Revi menjawab, Iya deh,…, senang sekali ia. Setelah itu, Revi saya suruh mundur beberapa langkah, dia masih duduk dan memperhatikan dengan serius, ketika saya memamerkan batangan besar saya. Dan Revi hanya bisa melongo ketika saya mengulum bibir Maminya sambil mengelus-elus vagina yang tanpa bulu itu. Tak lama kemudian, Sherly saya suruh untuk melakukan pekerjaan menghisap lagi. Sambil Sherly disibukkan dengan pekerjaannya itu, saya menyuruh Revi untuk duduk mendekat disamping saya. Lihat Rev, Mami seneng banget kan ? kata saya. Sementara Sherly melirik kami sambil terus menjilati ?Mr. Penny? saya. Revi sudah pernah ciuman belom ? tanya saya.. Belum Om.. Mau Om ajarin ndak ? tanya saya lagi sambil melingkarkan tangan saya di lehernya. Mau .. jawabnya singkat. Ya sudah,… Revi ikutin Om aja ya,… apa yang Om Daniel lakukan, diikutin ya .. Belum sempat Revi menjawab, saya langsung saja mengulum bibirnya, tegang sekali si Revi. Ketika saya menarik lidah saya dengan lembut di dalam mulutnya, Revi terasa berusaha mengikuti, walaupun dengan gerakan yang tidak beraturan.
Sherly terus menghisap batangan saya, ketika saya melucuti tubuh anaknya yang putih bersih dan mulus itu. Buah dada Revi memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas 3 SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya memilin-milinnya, si Revi bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Sherly berlutut di depan saya dan membantu Revi melepas celana dalamnya yang berwarna hijau muda. Revi menurut aja ya sama Om Daniel kata Sherly. Sementara saya meremas-remas toketnya, Sherly menyuruh Revi untuk menggenggam batang Mr. Penny saya.. Rev, sekarang kamu jongkok disini ya kata Sherly, Kamu hisap Mr. Penny nya Om Daniel, seperti Mami tadi. Jangan dihisap terus, nanti kamu kehabisan nafas, Sherly tersenyum sayang kepada Revi, Kadang di lepas, terus di jilat-jilat. Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan? Revi menjawab singkat, Bisa, mam Saya mengarahkan si adik ke mulut Revi, sambil mengelus rambutnya yang hitam legam. Pelan-pelan Rev, jangan ditelan semuanya ya.. Revi tersenyum.Sherly memperhatikan cara Revi menghisap, kadang dia memberikan instruksi.
Tak lama setelah itu, saya menyuruh Revi berdiri. Saya tersenyum memandang vaginanya yang masih rapat, tampak bulu-bulu halus menghiasi lubang sempit yang berwarna putih kemerahan itu. Terus terang saya tidak tega untuk menembusnya. Ya sudah, saya ciumi dan jilati saja Veggy muda itu. Revi benar-benar kegelian. Akhirnya, Sherly menyuruh Revi istirahat. Pekerjaannya dilanjutkan oleh Sherly. Tanpa berbasa-basi, Sherly langsung menduduki Mr. Penny saya, dan mulai melakukan gerak maju mundur, nikmat sekali. Sambil Sherly terus mengerjai Mr. Penny saya, saya meremas-remas toketnya. Setelah itu, kami pindah tempat. Saya berbaring di karpet, dengan Sherly masih menduduki si adik, kali ini dia membelakangi saya. Revi yang hanya diam melihat aksi kami, saya suruh mendekat ke arah saya. Saya menyuruh dia untuk jongkok, dengan posisi Veggy nya di mulut saya. Sambil saya remas pantatnya, saya tembus liang sempit itu dengan lidah, terkadang, saya sapu dengan jari, sampai akhirnya, setengah jari tengah saya, masuk ke Veggy nya dan direspon dengan gerakan yang sangat liar. Revi mulai mendesah tidak karuan, sementara pada saat bersamaan, Maminya mendesah keenakkan.
Saya mulai serius menanggapi Sherly. Revi saya suruh menyingkir. Setelah itu, saya membalik tubuh Sherly, sekarang dia yang dibawah. Saya lebarkan kakinya dan saya tusuk dengan tajam dan tanpa ampun. Kali ini, Sherly bertahan cukup lama, dia sudah mulai terbiasa dengan tusukan-tusukan saya. Akhirnya Sherly tidak tahan juga, begitu juga saya. Dia orgasme, berbarengan dengan saya yang kembali memuntahkan sperma ke dalam liang kemaluannya. Setelah melepas si vladimir , Revi saya suruh menjilatinya.?Mmmhhh,….. Om… kok asin sih rasanya, protes Revi.Sherly sambil terengah-engah menjawab, Memang gitu rasa sperma. Tapi enak kan ? Mami bagi dong , Saya senyum-senyum saja melihat anak beranak itu berebut menjilati Mr. Penny saya. Pada saat itu, saya teringat Vina (anak Mirna) yang selalu senang dan tertawa ketika melihat ibu dan tantenya berebutan Mr. Penny dan menjilati sisa sperma di ujungnya. Begitu juga Sherly dan anaknya, Revi, yang seperti mengagungkan batangan saya. Saya memegang kepala ibu dan anak itu, dan dengan maksud bercanda, kadang saya buat gerakan yang memaksa mereka harus berciuman dan menempelkan lidah masing-masing. Mereka tertawa dan tersenyum ceria, tanpa beban.
Sekali dua kali, kami masih sering bersenggama bertiga. Tapi sekali tempo, saya hanya berdua saja dengan Revi, yang benar-benar telah merelakan keperawanannya saya ambil. Tapi kalau dengan Sherly,… wow, jangan ditanya berapa kali, kami sering janjian di sebuah restoran di PIM, dan Grisa, anak bungsu Sherly, selalu diajak. Pernah suatu saat, ketika saya dan Sherly sedang perang alat kelamin di kamar mandi rumahnya (tanpa menutup pintu), Grisa tiba-tiba masuk dan menonton dengan bingung adegan saya dan Maminya yang sedang nungging di bathtub. Dia bertanya kepada Maminya (walaupun tidak dijawab, karena sedang sibuk, Mami diapain Om Daniel, kok teriak-teriak ? katanya. Dan dia pun ikut menyaksikan kakaknya, yang saya senggamai di ruang TV, di samping Maminya yang telanjang bulat, dengan sperma di buah dadanya yang besar itu (bila saya buang di luar, dia tidak mau membersihkan sendiri, selalu menyuruh Revi untuk menjilatinya). Kami masih sering melakukan itu sampai sekarang. Untuk yang satu ini, saya tidak mau berbagi rezeki dengan teman kantor saya, tidak seperti sewaktu dengan Mirna dan Rere